Minimnya Penghargaan untuk Petugas Kebersihan Kota

Petugas kebersihan kota, adalah salah satu profesi penting yang sering sekali kita abaikan. Profesi yang sering dipandang sebelah mata ini, sebenarnya sangat berperan penting dalam siklus hidup sebuah kota. Para petugas kebersihan kota ini bekerja hampir tanpa kenal waktu, di saat pagi buta dengan udara dingin yang menusuk kulit para petugas ini mulai berjibaku dengan sampah-sampah yang berserakan di hampir setiap sudut kota, siang hari saat matahari dengan teriknya yang menyengat para petugas kebersihan ini berinteraksi kembali dengan sampah yang sudah berserakan lagi di pinggir jalan, saat malam tiba sekali lagi mereka bersiaga dengan sapu dan karung-karung yang mereka bawa untuk menampung sampah yang selalu ada hampir di setiap sudut kota walaupun sudah begitu banyak tempat sampah yang disediakan pemerintah daerah di setiap kota.

Jalan raya, trotoar, hingga sungai tak pernah lepas dari kehadiran sampah, hingga seolah sampah telah menjadi hiasan untuk banyak tempat disamping tempat sampah dan berbagai macam tanaman yang ada di pinggiran jalan sebagai pengurang polusi. Tidak kurang dari 12 jam, sampah akan berserakan lagi meskipun setiap 12 jam para petugas kebersihan melakukan tugasnya.

Sampah-sampah yang selalu berserakan, apakah hal itu disebabkan oleh kurangnya kesungguhan para petugas kebersihan dalam melaksanakan tugasnya, ataukah memang masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungannya dan bahkan terkesan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya termasuk para petugas kebersihan ini?, jawabannya bisa keduanya. Di kota-kota besar dan kota penyangga, peran para petugas kebersihan seolah tidak pernah dilirik oleh masyarakat, padahal para petugas ini lah yang ada di barisan depan saat sampah-sampah dengan bau khasnya menyengat hidung, tapi tetap saja kita dengan asyiknya membuang sampah di tempat umum.

Tak jarang berbagai pertanyaan pun muncul saat di tengah hari kita melihat banyak sekali sampah berserakan dimana-mana tanpa ada seorang pun petugas kebersihan, kemana para petugas ini?, disinilah seharusnya masyarakat mulai sadar dan segera belajar untuk bisa disiplin dan bijak dalam hal lingkungan. Para petugas kebersihan ini terkadang terlihat malas-malasan bekerja, atau bahkan tidak serius dengan apa yang mereka kerjakan. Hal itu bisa jadi dipicu oleh kurangnya penghargaan untuk mereka dari pemerintah. Pekerjaan mengelola sampah seolah tidak berarti dan para petugas ini seolah membaur dengan sampah tanpa ada penghargaan yang layak.

Ada sebuah penuturan menarik dari seorang petugas kebersihan wanita yang sudah belasan tahun berjibaku dengan sampah. “Sekarang mah petugas kebersihan kayak kita jam kerjanya dibatesin sampe jam 4. Udah jam 4 mah, sampah-sampahnya mulai diangkutin, kadang kalau di pasar kayak gini bisa sampai 2 truk sampahnya.”, kata seorang petugas kebersihan wanita di Bogor yang ditemui di daerah Dewi Sartika Bogor. Wanita berusia akhir 40-an tersebut menuturkan bahwa setiap tahun fasilitas dan penghargaan dari pemerintah untuk para petugas kebersihan semakin berkurang. “Saya mah udah capek sebenernya, mau minta pensiun dini malah gak boleh, katanya baru boleh nanti kalau udah umur saya masuk 60 tahun.”, tutur wanita tersebut dengan logat khas bogor-nya sambil merapikan sepatu bootnya. Dengan dua buah kantung plastik yang dibawanya, wanita tersebut terus berbagi cerita soal pekerjaannya dengan sampah. “Biar kata kita udah pegawai negeri, tapi makin hari pemerintah daerah makin gak ada ngasih-ngasihnya sama kita. Sampe 3 tahun lalu, kita masih dapet seragam, boot, sama mukena kalau sekarang mah gak ada. Ini sepatu boot saya beli sendiri, alhamdulillah saya masih bisa beli sendiri. Nih ini kantong plastik saya bawa kemana-mana sambil nyapu juga, isinya mukena kalau saya tinggal di masjid,giliran saya mau solat eh udah gak ada mukenanya. Dulu kalau hari ibu atau ulang taun Bogor, kita suka dikasih tuh kayak sembako sama uangnya seratus rebu terus sama mukena bisa dapet 3 tiap orang sama baju muslimnya juga, dulu mah enak tapi sekarang mah boro-boro, hahahaha, tapi saya mah bersyukur aja, alhamdulillah, yang penting saya udah tenang nanti dapet gaji pensiun karena udah diangkat jadi pegawai negeri”, lanjutnya sambil tertawa. Dari penuturan wanita tersebut, bisa disimpulkan bahwa dewasa ini, saat sampah semakin banyak, perhatian pemerintah seolah semakin berkurang secara bertahap untuk para petugas kebersihan di negeri kita ini, dan hal itu tidak hanya terjadi untuk petugas kebersihan, namun juga untuk hampir semua petugas dan pekerja sosial di negeri ini. Anggaran negara untuk pekerja-pekerja ini sebenarnya sudah sangat besar, tapi pada kenyataannya banyak dari petugas-petugas ini yang kehidupannya jauh dari kata layak. Bukan salah mereka saat mereka berjibaku dengan sampah, baju yang mereka kenakan jadi kotor. Saat seperti itu, apakah ada orang yang tanpa rasa segan rela duduk disampingnya saat berada di kendaraan umum?, kebanyakan dari kita pasti akan merasa segan dan memilih untuk menjauh, bahkan tanpa kita sadari kita melakukan sedikit pelecehan pada orang tersebut dengan pandangan kita atau sikap kita yang terlihat tidak suka pada orang tersebut. Padahal secara tidak langsung, kita juga-lah yang membuat mereka seperti itu, dan lagi-lagi tidak kita sadari. Tentu saja mereka tidak harus hingga memungut-mungut sampah yang berserakan jika kita bisa disiplin membuang sampah pada tempatnya dan dapat memilah sampah itu dengan baik.

Solusi untuk masalah-masalah kecil ini mungkin dianggap sepele untuk kebanyakan orang, tapi bukankah kesejahteraan masyarakat itu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti ini?. Anggaran negara seharusnya cukup untuk memberikan kelayakan hidup dan jaminan keamanan kerja untuk para petugas ini jika tidak ada oknum nakal yang dengan rajinnya memangkas anggaran-anggaran tersebut. Memang kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah dalam persoalan ini, karena memang akar dari semua persoalan yang mendera masyarakat kita ditimbulkan karena para petinggi hingga pegawai pemerintahan daerah yang dengan nyamannya memangsa hak-hak untuk orang-orang kecil. Pelik, pemerintah pun berusaha memperbaiki dan semakin diperbaiki makin terlihat betapa bobroknya sistem di negeri ini.

Lalu apa yang bisa masyarakat lakukan untuk hal-hal kecil tersebut selain mengomentari pemerintah yang semakin tidak bisa diharapkan?, mudah saja sebenarnya. Kita bisa memulainya dengan cara mendisiplinkan diri kita sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saat kita tidak membuang sampah di jalanan, rel kereta api, selokan, hingga ke sungai, tentunya kita akan sangat-sangat membantu mengurangi tugas berat para petugas kebersihan ini, sehingga apa yang mereka dapatkan dari pemerintah bisa sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Tidak ada sulitnya saat kita bisa benar-benar peduli dengan lingkungan sekitar kita, jika masyarakat bisa membuka mata tentang hal ini, bisa jadi dalam beberapa tahun mendatang selain lingkungan bisa terbebas dari sampah-sampah yang tidak berada pada tempatnya, kesejahteraan masyarakat kecil pun mungkin akan meningkat karena adanya kepedulian dari sesama masyarakat tanpa harus selalu menyalahkan pemerintah.


Source : Author

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Name*


Message*

Welcome To Basil

My Instagram

Facebook

Recent Posts

A Theme For

    Blogger Friends


Recent Comments